Ziarah Akbar Nabiyullah Hud A.S., Tradisi Spiritual Masyarakat Hadramaut

Penulis : Ja'alanash Shobiriin

Syi'ib Hud Selain dikenal dengan negeri seribu wali, Hadramaut juga dikenal sebagai negeri yang kaya akan tradisi yang didasarkan pada nilai luhur agama Islam. Hampir setiap bulannya, terdapat berbagai macam adat istiadat yang dilaksanakan di wilayah Yaman bagian selatan tersebut.

Adapun bulan Syakban ini merupakan bulan yang selalu dinantikan kedatangannya oleh masyarakat Hadramaut. Bagaimana tidak, di bulan ini, mereka rutin menggelar tradisi tahunan yaitu Ziarah Akbar Nabiyullah Hud a.s.

Tradisi yang telah diwariskan secara turun temurun ini rutin diselenggarakan setiap tanggal 8 sampai 10 Syakban tiap tahunnya, dan kali ini bertepatan dengan tanggal 11 hingga 13 Maret 2022.

Ziarah akbar ini dihadiri oleh puluhan ribu peziarah dan ratusan ulama. Mereka tidak hanya dari Hadramaut saja, melainkan juga berdatangan dari dalam maupun luar negeri, seperti Oman, Arab Saudi, Malaysia,  Indonesia, Thailand, dll.

Adapun makam Nabi Hud a.s. sendiri berlokasi di kaki sebuah bukit, tepatnya di daerah lembah Syi'ib Hud, wilayah yang berjarak kurang lebih 80 km dari pusat kota Tarim.

Secara umum, Ziarah Akbar ini dilaksanakan oleh kabilah atau keluarga Habaib sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Seperti pada hari pertama, ziarah dilakukan oleh keluarga Al-Habsyi Seiwun dan keluarga Al-Habsyi Hauthoh.

Di hari kedua, ziarah dilakukan oleh keluarga Balfaqih, Al-Haddad, dan Bin Hamid Ba 'Alawi. Sementara itu, puncak acara ziarah dilaksanakan di hari terakhir oleh keluarga Syihabuddin dan Syekh Abu Bakar bin Salim.

Tidak ada perbedaan mendasar dalam prosesi ziarah antar satu kabilah dengan kabilah lainnya. Rangkaian acara Ziarah Akbar ini diawali dengan prosesi pembersihan diri, baik dengan wudhu ataupun mandi di sungai "Al-Hafif"; sungai yang masih berdekatan dengan lokasi makam.

Kemudian para peziarah menuju "Hashoh Asy-Syeikh Umar Al-Muhdhar" (sebidang tanah yang diwakafkan menjadi Masjid). Di sana mereka melaksanakan salat sunah, membaca surah-surah Al-Qur'an serta berzikir.

Setelah itu, mereka bergegas menuju pusara Nabiyullah Hud a.s. dengan berjalan kaki sambil berarak-arakan sembari melantunkan zikir. Di tengah perjalanan, mereka berhenti sejenak di sebuah sumur yang dinamakan "Bi'r At-Taslim". Di tempat tersebut, para peziarah membaca doa dan salam teruntuk para nabi serta para malaikat. Lalu rombongan menuju Makam Nabi Hud a.s.

Sesampainya di makam, mereka kembali membacakan salam, lalu membaca surah Yasin atau surah Hud yang kemudian ditutup dengan doa yang dipimpin oleh "Munshib" (seseorang yang dituakan dalam keluarga habaib).

Setelah selesai berdoa, para peziarah berpindah tempat menuju "Naqoh" (sebuah batu besar yang biasa dijadikan sebagai sandaran para habaib). Di tempat tersebut, dibacakanlah Kasidah Maulid Nabi, syair-syair pujian untuk Rasulullah saw., pujian untuk Nabiyullah Hud a.s., serta mauizah hasanah yang disampaikan oleh beberapa Habaib; seperti Al-Habib Abu Bakar Al-'Adni, Al-Habib Umar Al-Jailany, dan Al-Habib Umar bin Hafidz.

Di luar rangkaian acara ziarah, terdapat pula beberapa keluarga habaib yang mengadakan "Open House"; seperti "Taqbil" (penciuman) rambut mulia Rasulullah saw. yang diadakan oleh keluarga Al-Habsyi Seiwun; serta "Talbis" Imamah yang diadakan oleh keluarga Al-Haddad, Bin Hamid Ba 'Alawi, Balfaqih, dan Al-Habsyi Hauthoh.

Semoga dengan adanya tradisi spiritual semacam ini, kita bisa meneladani perjuangan dakwah Nabiyullah Hud a.s. dan bisa memetik hikmah agar bisa lebih mendekatkan diri lagi kepada Allah Swt. Tuhan Semesta Alam.


==========================


Posting Komentar

0 Komentar