Pahlawan (Pakai) Tanda Tanya

Oleh: Muhammad Topan Nasrun @muhammadtopannasroon (Ketua Asosiasi Mahasiswa Indonesia Univ. Al-Ahgaff)



Tahun 2018 merupakan tahun yang sangat luar biasa bagi warga Prancis, dimana kesebelasan Timnas Prancis berhasil meminang piala berlapis emas dalam ajang Internasional yang diadakan setiap empat tahun sekali.

Yang saya ketahui selama ini, Prancis termasuk tim favorit umat muslim. Bukan tanpa alasan, sebab Prancis memang termasuk negara yang banyak mengoleksi pemain beragama Islam. Sebut saja Ngolo Kante, pemain dengan attitude yang amat baik ini pernah diminta langsung untuk menjaga Messi ketika Prancis berhadapan dengan Argentina. Benar saja! Penjagaan Kante dapat meminimalisir pergerakan Messi dan membuat Argentina harus tunduk dihadapan Prancis.

Adapula Paul Pogba, dimana pada laga final melawan Kroasia, ia berhasil menorehkan satu gol melalui sepakan keras dari luar kotak pinalti. Sehingga kepercayaan diri pemain Prancis dapat meningkat dan mengantarkan timnya menuju kemenangan.

Bukan hanya pada tahun 2018 para pemain muslim berperan besar dalam Timnas Prancis. Pada tahun 1998, Zinedine Zidane juga pernah menghadiahkan Prancis piala Emas dambaan negara-negara lain. Masih banyak lagi pemain muslim yang ikut andil dalam donasi piala emas ini. Pun secara garis besar, muslim tidak hanya menjadi kontributor raksasa di bidang olahraga saja, tapi juga di bidang lainnya.

Beberapa hari yang lalu, media The Sun sempat mengeluarkan berita tentang mundurnya Paul Pogba dari Timnas Prancis, dikarenakan penghinaan Marcon terhadap Nabi Muhammad saw. Walaupun berita ini tidak benar adanya, namun saya yakin bahwa mereka -para pemain muslim Prancis- merasa sakit ketika Nabi Muhammad saw menjadi objek hinaan.

Jikalau mereka di negara kita, pastilah kita tak keberatan memberi mereka gelar pahlawan. Akan kita tulis nama mereka di buku sejarah, akan kita kenalkan mereka kepada anak cucu kita. Tak terbesit untuk menyinggung apa yang telah menjadi keyakinan mereka.


Sehingga kita semua bingung bagaimama konsep menghargai dan menghormati yang terdapat di Perancis, karena di negara kita tak perlu menjadi pahlawan untuk dihormati dan dihargai. Kemudian, bagaimana kabar negara yang mengaku memiliki peradaban maju?

Sungguh apa yang dilakukan presiden Prancis tak mencerminkan kemajuan sama sekali, sebab bila menyentuh hal-hal yang sudah menjadi keyakinan dan simbol keagamaan. Maka tak peduli apapun agamanya, hal itu menjadi kecacatan bagi seorang politisi, khususnya presiden.

Seakan tak dianggap, Macron rela mengorbankan hati rakyat-rakyatnya terlebih para pahlawan yang mencatat sejarah melalui prestasi olahraga dan lainnya demi menggaungkan kalimat, "Bebas berekspresi."

Teori kontrak sosial oleh Jean Jacque Rousseau, seorang tokoh filosofi besar asal Prancis yang mempengaruhi revolusi Prancis, ternyata telah merumuskan bagaimana hak-hak individu terbatas dengan hak-hak orang lain. Namun pemerintahan Prancis seakan pura-pura bodoh demi mengumbar egonya di depan publik. 

Kejadian seperti ini menjadikan negara seakan terkesan diskriminatif, sehingga terkadang kita tertawa geli jikalau melihat logo di jersey Timnas Prancis yang bergambar Ayam. Karena setahu saya induk ayam tak pernah membedakan anak-anaknya, mana yang bulunya serupa dengannya atau yang tak serupa dengannya.

Jadi yang perlu kita garis bawahi, pemimpin sebuah negara merupakan resprentatif dari sebuah negara, perkataannya menentukan kemana arah negara tersebut. Jikalau Prancis terlalu sibuk mengomentari hal-hal sensitif seperti ini, maka bukan tidak mungkin akan terjadi sebuah percikan yang perlahan-lahan dapat meledak dan sulit lagi tuk dibenahi. Oleh karenanya, negara harus membuat peraturan dan batasan-batasan tertulis, hingga kejadian seperti ini tak dipandang remeh.

Begitu pula atlit-atlit, pembesar-pembesar muslim dan semua dari mereka yang memiliki pengaruh, sehendaknya bisa menjinakkan ledakan ini dengan menekan pemerintah agar berhati-hati dalam menyentuh hal-hal sensitif dan tetap menjaga kedamaian negara. Karena kita tak pernah tahu, bisa saja satu statement tersebutlah yang menentukan arah negara mereka kepada yang lebih baik dan terhitung sebagi jihad. Sebagimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an:
ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَهَاجَرُوا۟ وَجَاهَدُوا۟ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ بِأَمۡوَ ٰ⁠لِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡ أَعۡظَمُ دَرَجَةً عِندَ ٱللَّه وَأُو۟لَئكَ هُمُ ٱلۡفَاۤئزُونَ.
Wallahua'lam.


=====
Terus dukung dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial Ahgaff Pos di;
Facebook: facebook.com/AhgaffPos
Instagram: instagram.com/ahgaffpos.official
Youtube: tiny.cc/YoutubeAhgaffPos
Website: amiahgaff.org
Medium: medium.com/@ahgaffpos95

Posting Komentar

0 Komentar